oleh

UGM Menuju Pelosok: Catatan Hangat Timur Indonesia

BACAN: MEDIAMALUT.ID – Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM UGM 2023 kembali menyebarkan Mahasiswanya hingga ke pelosok jauh, luar Pulau Jawa. Salah satu tujuan wilayahnya adalah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Mahasiswa ditempatkan di Kecamatan Bacan Timur Tengah, tepatnya di dua Desa yakni Desa Songa dan Desa Bibinoi. Mahasiswa berjumlah 30 orang terdiri dari berbagai fakultas yang ada di UGM. dibagi rata pada masing-masing Desa (15 orang per desa). Disinilah perjalanan tim KKN Jagoan Bacan dimulai.

Setelah menempuh perjalanan 1 hari 2 malam, tepat pada tanggal 25 Juni 2023, akhirnya kami sampai di Pulau Bacan, Maluku Utara. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan telah kami lewati, tapi semua itu terbayar, dengan keindahan alam Pulau Bacan. Setelah sampai di pelabuhan Babang, kami langsung dijemput oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan dan dibawa menuju ke Desa Bibinoi.

“Saya diutus oleh Pak Bupati Halmahera Selatan, Bapak Usman Sidik untuk menjemput tim KKN-PPM UGM Unit Bacan” ujar staf protokol pemda Halmahera Selatan.

Sesampainya di Gedung Serba Guna Desa Bibinoi, kami berkumpul dan berkenalan dengan perangkat kecamatan dan perangkat Desa. Kami mendengarkan sambutan, dari Pak Munir Kasuba, selaku Kades Bibinoi dan Pak Hary Purnomo selaku Camat Bacan Timur Tengah.

“Saya sebagai warga Bibinoi melihat semangat dan antusias anak-anak KKN untuk menjalankan program dan membantu warga terkait permasalahan yang bisa diselesaikan melalui proker yang diusung” urai pak Munir Kasuba selaku Kepala Desa Bibinoi.

Setelah sambutan dan segala hal di gedung serbaguna selesai, kami diajak menuju ke kediaman Bapak Camat. Disana kami dijamu, dengan makanan dan minuman khas Desa Bibinoi, sederhana namun istimewa, kami juga berbincang-bincang dengan beberapa warga sembari menikmati jamuan bersama-sama. Setelah merasa cukup kami segera dipisah dibuat dua kelompok, ada yang tetap di Bibinoi ada juga yang diantarkan menuju ke Desa Songa 30 menit dari Bibinoi.

Kami tidak diletakkan di pondokkan, seperti anak KKN pada umumnya, tetapi kami dititipkan ke rumah masing-masing warga yang kami sebut mama dan papa piara (orang tua angkat). Setiap 2 anak menempati satu rumah yang sama. Begitulah hari pertama kami di Pulau bacan yang sederhana, istimewa, dan hangat.

Hari-hari menjalani KKN ,seperti mahasiswa pada umumnya mulai dari rapat, prokeran, hingga bersosialisasi dengan warga setempat sama seperti mahasiswa KKN di tempat-tempat lain. Ada beberapa hal yang membuat kami terasa lebih hangat dan nyaman di Bacan. Kami hidup disini layaknya hidup di Desa yang ada di Jawa. Budaya gotong royong dan guyub rukun masih sangat kental. Setiap rumah pasti akan saling membantu, sekedar membuat kue bersama ibu-ibu yang menjadikan suasana lebih harmonis satu dengan lain. Tidak ada kata tidak kenal antar sesama. Faktor tersebut sangat mendukung keberlanjutan dan berjalannya program kerja (proker). Program kerja diratakan untuk semua elemen tanpa adanya pembeda satu sama lain.

“Program menanam ini dapat mendukung potensi pariwisata yang ada di Bibinoi maupun Songa karena menambah keindahan dan keasrian alam disini” kata Pak Anshar Selaku pegiat pariwisata dari Desa Bibinoi.

Rangkaian program selanjutnya yakni Bacan Fair. Acara ini merupakan acara yang,
berisikan perlombaan dan pentas seni pada malam puncaknya. Berbagai macam jenis perlombaan telah dilakukan mulai dari lomba balap karung, makan kerupuk, tarik tambang, hingga lomba seperti cerdas cermat, dayung, puisi, bahkan ada pula perlombaan domino beregu.

Alhamdulillah, semua agenda Bacan Fair terlaksana, dengan baik hingga pada malam puncak dan penutupan. Pada malam puncak, kami dibersamai pula oleh bapak Wakil Bupati Halsel (Hasan Ali Bassam). Beliau memberikan sambutan dan bahkan ikut bergabung dalam tarian cakalele bersama teman-teman KKN.

Selain kedua program tersebut, masih ada lagi program kerja lain yang tidak kalah kerennya, yaitu ada APCIL (Apoteker Cilik) ditujukan kepada anak-anak SD, SANAK (Sekolah Agro Anak), serta sosialisasi mulai dari bidang perkebunan hingga teknologi.

“Besar harap kami, setelah 50 hari KKN di Pulau Bacan, yaitu apa yang telah kami berikan, momen yang kami dan warga ciptakan bersama dapat terkenang dan menjadikan Desa Bibinoi dan Desa Songa lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan. Tentunya saya mewakili tim mengucapkan terimakasih kepada Warga Desa Songa dan Bibinoi, serta BCA dan Indonesia Green yang membantu kelancaran program kami. Terimakasih Bacan, salam dari Jagoan Bacan” ujar Yuukha Ilaiya, Koordinator Unit Tim KKN-PPM UGM Jagoan Bacan 2023.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed