Nurangsih S. Hasan., S.Pd., M.PdKeberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuan nasionalbukan hanya ditentukan oleh sumber daya alam, tetapi jugaditentukan oleh sumber daya manusianya. Dalam kaitaannyadengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan (sumber daya manusia) SDM yang besardan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Untuk itu, dibutuhkan pendidikanyang berkualitas sehingga menghasilkan anak didik yang ungguluntuk mendukung tercapainya cita-cita bangsa. Secara umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencanaguna mencapai harapan agar peserta didik akan mendapatkanproses pembelajaran dan aktif mampu mengembangkan sertamenyalurkan potensi dirinya agar memiliki moral yang baikmeliputi keagamaan, akhlak yang mulia, kepribadian yang jujurdan bertanggung jawab, serta memiliki keterampilan yang nantinya akan berguna bagi dirinya maupun bagimasyarakat. Sebagaimana tertuang dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkanpotensi peserta didik agar menjadi manusia beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan visi yang diemban oleh pendidikan nasional adalah terwujudnya sistempendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat danberwibawa untuk memberdayakan semua warga negaraIndonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitassehingga mampu dan produktif menjawab tantangan zaman (Undang-Undang RepublikIndonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional SISDIKNAS, 2003: 7). Berdasarkan tujuan pendidikan Nasional pada tahun 2010 pemerintah menggulirkan Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa sehingga pengintegrasian dapat (memasukkan) pendidikan karakter dalam kurikulum lembagapendidikan adalah sebuah keharusa. Dari itu, perlu jugadipahami bahwa pendidikan karakter (character education) akhir-akhir ini menajadi suatu fenomena yang menarik untuk dikaji dan dianalisis secara bersama baik ditinjaudari perspektif politik, birokrasi maupun ditinjau secaraakademik secara universal. Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam duniapendidikan saat ini, hal ini erat kaitnya dengan fenomenadekadensi moral yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang serba digital, dan di lingkungan pemerintah yang semakinmeningkat dan beragam seperti Kriminalitas, ketidakadilan, korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaranHAM, adalah bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri sertakarakteristik bukan hanya pada peserta didik tapi juga padabangsa Indonesia. Budi pekerti luhur, selama ini seakan menjadi asing dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan karakter antara slogan dan kenyataan menyorotijurang pemisah antara idealisme tujuan pendidikan karakter danimplementasinya di lapangan yang sering kali hanya menjadislogan tanpa terwujud secara nyata. Ini terjadi karena adanyatantangan seperti implementasi yang tidak konsisten, kurangnyakedisiplinan serta keteladanan guru, kurikulum yang hanyaberfokus pada teori dan pengaruh lingkungan luar yang cenderung pragmatis. Saat ini pendidikan karakter sudah menjadi mantra pejabatyang terus diulang di setiap pidato, namun semuanya berakhirsebagai jargon tanpa jiwa. Sekolah sibuk menyiapkan nilai ujian, tetapi abai menyiapkan nurani. Guru dituntut menanamkanmoral, sementara sistem menekan mereka dengan target administratif dan ranking. Di sisi lain, anak-anak tumbuh dalambudaya instan yang lebih menghargai popularitas daripadakejujuran. Ironisnya, lembaga pendidikan yang harusnyamenjadi benteng moral justru kerap terjebak dalam praktikketidakteladanan misalnya dari jual beli nilai hingga kekerasansimbolik di ruang kelas.
Hari: 18 Oktober 2025
No More Posts Available.
No more pages to load.