oleh

Bupati Bassam. Tumbilatohe Tradisi Gorontalo Memperkuat Syiar Islam

HAL-SEL:MEDIAMALUT.ID – Tradisi Tumbilatohe, tradisi tua masyarakat Gorontalo yang sudah ada sejak tahun 1552 di masa pemerintahan Sultan Amai, kembali digelar di Kabupaten Halmahera Selatan.

Tradisi ini memiliki makna mendalam sebagai simbol penerangan di malam-malam terakhir bulan Ramadan, yang dalam tradisi lokal disebut sebagai Malam Ela-Ela. Bagi para perantau asal Gorontalo, Tumbilatohe menjadi momen pelepas rindu pada kampung halaman.

Ketua Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Halmahera Selatan, Marwan Pakaya, menyampaikan bahwa pelaksanaan Tumbilatohe Jilid 2 tahun ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan.

Ia mengapresiasi perhatian dan dukungan Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba beserta istri, Ny. Rifa’at Ala Sa’adah Bassam, yang berperan penting dalam kesuksesan penyelenggaraan tradisi ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bupati Bassam dan Ibu Rifa’at atas dukungan penuh mereka. Dengan perhatian pemerintah daerah, kami optimis tradisi Tumbilatohe Jilid 2 ini akan semakin meriah dan menjadi ajang mempererat silaturahmi masyarakat Gorontalo di perantauan,” ujar Marwan Pakaya.

Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, bersama Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin, Ketua GOW, Ketua PKK, Kapolres, Sultan Bacan, dan Kepala Desa Tomori dan masyarakat umum.

Dalam sambutannya, Bupati Bassam mengapresiasi penyelenggaraan Tumbilatohe Jilid II sebagai bagian dari upaya menghidupkan tradisi sekaligus memperkuat syiar Islam.

“Tradisi Tumbilatohe ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga menjadi sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menghidupkan syiar Islam di malam-malam penuh berkah ramadhan,” tutur Bupati Bassam.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed